Kamis, 28 April 2011

Aku Kembali....!!!

Lama tak mengunjungi blogku, karena kesibukanku. Aku sibuk? Lebay..

Kembali mengingat apa tujuan diciptakannya MahakaryaRoze ini..
Create a great idea!!! For me and other.

Share my experience.. Petualanganku selama ini, ketika mengunjungi beberapa perpustakaan di Yogyakarta, termasuk perpustakaan kampus.
Tercengang dengan kenyataan ini. Banyak Perpustakaan yang dilengkapi berbagai fasilitas yang dapat menunjang proses pertambahan ilmu pengetahuan, mulai dari daftar buku yang lengkap (mau cari apa aja, ada. Berkaitan dengan Agama, pelajaran sekolah, Bisnis, atau teknologi? Ada..Kalo gak ada, coba tanyakan ke petugas perpustakaan, nyelip atau tak terdeteksi karena saking banyaknya referensi yang tersedia)hingga fasilitas lain seperti layanan internet gratis hingga hotspot-an signal excellent (bisa internet-an sepanjang hari semau loe dah!). Tapi? kenyataannya apa? Semua itu hanya disia-siakan, terutama oleh kaum remaja. Hanya sedikit kaum yang sadar untuk memanfaatkan itu semua. Perpustakaan yang lengkap fasilitasnya aja dapat perlakuan kayak gitu, gimana dengan perpustakaan yang kurang diberdayakan? Sepi tak ada pengunjung. Petugas perpustakaannya pun bosan jagain.. Yakin dah!

Yang lebih ingin saya fokuskan di sini yakni mengenai daya baca masyarakat, khususnya remaja saat ini. Kalo dengar kata "perpustakaan" kayaknya nggak banget deh!! Bahkan sering muncul ungkapan bahwa orang yang sering ke perpustakaan itu, ya...orang yang kutu buku, kuper-lah, atau sebagainya... Saya benar-benar prihatin dengan orang yang sampai hati berkata demikian. Kenapa? Dia belum merasakan dahsyatnya membaca.

Sebenarnya, siapa pun butuh membaca, profesi apa pun dia. Guru, siswa, mahasiswa, polisi, bahkan satpam. Pak satpam, kalo gak tau berita terkini tentang kriminal, si Satpam gak bakal tau tentang berbagai bentuk kriminal yang sering terjadi, padahal dia jaga siang-malam. Seorang kakek-nenek tua pun sekalipun (kecuali jika udah gak bisa baca_rabun)juga butuh baca.

Kenapa kesadaran akan pentingnya membaca tidak ditimbulkan sejak kecil? Salah siapa hayo? orang tua, yang tidak bisa memberi keteladanan gemar membaca atau orang yang bersangkutan (emang dasarnya malas baca). Bayangkan, bagaimana nasib anak-anak di luar sana yang dari kecil tidak mendapat pendidikan belajar membaca, menulis bahkan berhitung (inget masa SDku dulu). Mereka sebenarnya ingin sekali bisa membaca, bahkan bisa bersekolah. Tapi karena keterbatasan ekonomi keluarga mereka, ada yang putus bahkan tidak bisa sekolah sama sekali. Makanya, bersyukur karena kita bisa jadi salah satu yang tidak termasuk dari mereka. Syukur-syukur Ungkapan syukur itu dapat diwujudkan dengan membantu orang-orang seperti mereka. Ungkapan syukur minimal, ya dengan meningkatkan kemampuan kita.. meningkatkan potensi yang ada.

Banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari mambaca. Untuk menulis sebuah karya besar (katanya mau buat karya??) perlu sumber tepercaya sehingga pembaca jadi benar-benar percaya apa yang dituliskannya. Sumber itu bisa diperoleh dari membaca sist..! Baik itu baca jurnal, buku atau ebook yang bisa di download. Mau merasakan kedahsyatan buku yang katanya best seller? ya baca...! Nggak cukup dengan denger-denger kabar burung aja (emang burung bisa baca??) atau dengar obrolan teman (belum tentu dia baca beneran, ternyata dia juga denger-denger kabar burung! Info yang kita dapat ngaak valid tuh). Makanya baca!!

Baca buku bikin ngantuk??
Biasanya pembaca pemula sering berkomentar seperti ini. Nah, kalo itu, perlu disiasati.. Misalnya, dicari saat-saat kita sedang dalam keadaan segar (misal abis mandi.. Masih ngantuk? Udah bener belum mandinya?? Ha..) atau membaca di tempat yang bikin kita konsentrasi full (bisanya, orang auditori suka tempat tenang). Banyak tipe orang, banyak juga cara kebiasaannya. Saya gak bisa sembarang nentuin.. Hanya Anda yang tahu! Dicoba dulu, hingga dapat kita termasuk tiper gaya membaca seperti apa. Selamat mencoba...


Apa????
Belum sadar juga? Ingat Coy, niat kita mau baca tu apa? Mau dapat ilmu atau dapat pujian (wah! Dia rajin baca, Pasti orangnya pinter, atau jenis pujian lainnya..) Kalo niat awal ingin dapat pujian, ya... alhasil, kita bisa aja dapat pujian bisa juga enggak. Tapi, yang jelas kita gak bakal dapat ilmunya. Sama sekali. Berbagai godaan ketika membaca pun datang melanda. Ngantuk-lah, males, laper, de es be..

Masih belum tumbuh juga kemauannya untuk baca? Perlu di trainig agar gila membaca... nih!

Semoga menginspirasi..

Jumat, 15 April 2011

Model Pembelajaran : Problem Based Learning

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi masa lalu dan masa kini, tetapi hendaknya juga melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik yang akan datang. Pendidikan yang baik tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Satu inovasi yang lahir untuk mengantisipasi perubahan paradigma pembelajaran di atas adalah diterapkannya model-model pembelajaran yang inovatif yang berorientasi konstruktif. Inovasi ini bermula dan diadopsi dari metode kerja para ilmuwan dalam menemukan suatu pengetahuan baru. Model-model ini lahir untuk mengatasi masalah pokok dalam pembelajaran dewasa ini, yakni masih rendahnya daya serap siswa, yang tampak dari hasil belajar mereka yang masih memprihatinkan. Kondisi ini merupakan hasil pembelajaran yang masih bersifat konvensional (tradisional), dan tidak menyentuh ranah peserta didik itu sendiri (yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu: belajar untuk belajar). Dengan kata lain, hingga dewasa ini proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan kesempatan bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan (inkuiri) dan proses berpikirnya.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mendukung pola piker tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk how to learn yaitu model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Guru berperan dalam mengajukan masalah, memfasilitasi dalam penyelidikan serta dialog. Dengan harapan, melalui model pembelajaran PBI ini, dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep pengetahuan sekaligus melatih kemampuan dalam memecahkan masalah dalan dunia nyata.

Problem Based Instruction dikembangkan Johns Hopkins University) bertujuan untuk membantu siswa mempelajari konsep pengetahuan dan kemampuan memecahkan masalah dengan menghubungkan situasi masalah yang ada. PBI menyajikan suatu masalah sesua dengan kenyataan dan bermakna kepada siswa untuk diselidiki secara terbuka dan ditemukan solusi penyelesaiannya.
Problem Based Instruction bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir. Sebab di dalamnya menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan menganalisis masalah hingga usaha pemberian solusi. Beberapa kelebihan lainnnya terkait dengan strategi Problem Based Instruction (Zain, 1995: 104) sebagai berikut:
• Dapat membuat pendidikan di kelas menjadi relevan dengan kehidupan
• Proses pembelajaran melalui pemecahan masalah secara terampil, mendapat kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
• Merangsang pengembangan kemampuan berpikir secara kreatif dan menyeluruh dalam proses belajarnya
• Melatih siswa untuk mencari cara jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi
• Melatih siswa untuk belajar bertanggung jawab atas apa diputuskan dalam menyelesaikan masalah
• Mendidik sikap hidup siswa, bahwa setiap kesulitasn ada jalan penyelesaiannya jika dihadapi dengan sungguh-sungguh.


Bentuk-bentuk khusus PBI
Bentuk utama dari PBI adalah mengajukan masalah yang dapat dikaji dari berbagai disiplin ilmu, penyelidikan hal-hal yang nyata, kolaborasi dan bisa menghasilkan sesuatu (Wisudawati,2011: 79).
1. Pengajuan Masalah
Suatu masalah dikatakan merupakan masalah yang baik jika memenuhi syarat-syarat berikut (Djajadisastra,1981: 20).
a. Bersih dari kesalahan bahasa (tidak ambigu)
b. Kesulitannya dapat diatasi
c. Bermakna bagi siswa. Selain bermanfaat dan menguntungkan siswa, juga memperkaya pengalaman siswa.
d. Sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Masalah tidak terlalu mudah, tetapi tidak terlalu sulit.
e. Sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dapat dikaji dalam berbagai disiplin ilmu
Meskipun PBI berpusat pada satu masalah saja (misal: kimia), tetapi bisa dihubungkan dengan masalah actual yang terjadi, misalnya ditinjau juga dari disiplin ilmu biologi, ekoomi, sosiologi.
3. Penyelidikan Autentik
Siswa harus dapat menganalisis masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan informasi, mengajukan pendapat.
4. Menghasilkan sesuatu yang bisa dipublikasikan
Hasil yang dapat dipublikasikan bisa berupa laporan, model fisik, video atau program computer.
5. Kolaborasi
PBI menyarankan untuk bekerja sama dalam suatu kelompok. Dengan bekerja kelompok dapat menambah motivasi, pengembangan berpikir dan melatih kemampuan bersosial.


Problem Based Instruction (PBI) berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok/ lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual.
Penerapan PBI dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang harus berperan sebagai fasilitator. Guru dituntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBI. Selain itu, guru bertugas untuk merangsang kemampuan berpikir siswa.
Siswa juga harus siap untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa harus menyapkan disi untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir melalui inquiry kolaboratif dan kooperatif dalam setiap tahapan proses PBI.