Rabu, 27 Juni 2012

Sebuah Karya MahaKarya Roze



Mungkin tidak pernah terpikir dibenakku..
Bahwa suatu saat nanti aku akan memiliki teman yang lebih banyak daripada yang aku bayangkan. Bahkan tidak sekedar menjalin pertemanan. Namun disertai ukhuwah yang begitu hebatnya. Laksana ukhuwah yang telah diajarkan Rasulullah pada para sahabatnya.
dan...
Beginilah caraku..
bagaimana caramu?

video ini telah saya posting di Youtube dengan URL berikut.
http://www.youtube.com/watch?v=7on6liNTMLw&feature=colike


Tulisan ini merupakan surat yang dilayangkan salah satu temanku di milist.
Saya rasa, saya perlu membagikannya pada Anda sekalian.

Assalamu’alaikum wr wb.

Apa kabar teman? Sudah seberapa banyak rencanamu hari ini? Sudah seberapa  banyak pulakah yang terlaksana? Seberapa banyakkah yang akhirnya gagl  
dilaksanakan?

Wuiihh..banyak ya temen-temen yang udah abroad…^^^^ keren boo…
Ya, semua pasti bisa jalan-jalan. Karena ikhtiar yang bertubi-tubi hingga  peluh keringat mengalir deras dan doa yang berkali-kali terucap hingga  bibir terkatup lelah. Iya, iya, pasti ikhtiar dan doa sudah sama-sama  
dilakukan.

Terus kenapa aku masih belum bisa menikmati hujan salju?

aq punya cerita menarik tentang kisah seorang teman. Teman sma-ku dulu  
yang terkenal dengan tampang premannya. Selayaknya pemuda preman yang  
begajulan, dia tampil seadanya dengan kemeja putih sma yang tidak pernah rapi, nongkrong sore di terminal, godain cewek sana-sini, dsb. Ya, 
tahu  lah…bukan aneh bin ajaib, si temanku itu berhasil menduduki 
jabatan  sebagai siswa kalangan atas. Dia beberapa kali memenangkan 
olimpiade  sekolah. Aku lupa, tapi setidak-tidaknya dia mungkin sudah 
pernah hingga  tingkat propinsi. Maklum, nyombong-nyombong nih, sma 1 
xxx itu  sma favorit yang prestasinya terkenal hingga nanyang university sekalipun. hehehe....1000x

Kembali ke cerita, setiap 
orang-orang disekitarnya- temanku  preman yang pinter itu- percaya bahwa si fulan itu memang pinter dari  awalnya, emang udah bakat.

Suatu ketika  temanku yang bernama lain (sebut saja fulin) menginap di rumah 
si fulan.  tengah malam, ketika fulin terbangun karena suatu hal 
(entahlah), dia  mendapati fulan sedang belajar. Buset..kamu ngapain 
fulan? Tanya fulin.  Jawab fulin, aku lagi baca-baca nih, iseng aja, 
abisnya gak bisa tidur.  Wow….si fulin nguik-nguik….pikirnya, nih orang 
aneh banget,  sempet-sempetnya belajar tengah malem gini…oh, pantesan ja nilainya  tetep bisa dapat 100 meskipun kalo sore ngegodain orang di 
terminal.
>
Ada  makna besar yang aku ambil dari cerita 
fulin padaku. bahwa memang  benar, tidak pernah ada usaha yang tidak 
terbalas. Selama ini,  orang-orang di sekitar fulan menganggap bahwa 
fulan adalah orang yang  jenius luar biasa. Karena gak pernah belajar 
aja udah pinter. Sementara,  dirinya yang sudah belajar sampai jatuh 
bangun sekalipun selalu saja  dapat nilai pas-pasan. Kok bisa? Yah gak 
mungkin bisa. Nyatanya, si  fulan tetep aja belajar. Cuman, gak ada yang tahu itu. Yah, mirip  kebaikan yang tak terlihat. Tuh kan, mau pinter? 
Belajar dunk.

Kalian  tahu? Kecerdasan seorang yahudi 
itu sudah dipersiapkan sejak bayi  yahudi masih dalam kandungan. Ibunya 
senantiasa mengerjakan soal  matematika untuk membiasakan bayi dalam 
>kandungannya menggunakan  otaknya. Jadi, kerja otak yahudi sudah dimulai sejak dalam kandungan.  Belum lagi ketika sudah memasuki masa 
kanak-kanak, seorang anak yahudi  hanya boleh makan sayur dan ikan 
(tradisi mereka) dan dalam porsi yang  seimbang. So, itu factor 
pendukung kecerdasan yahudi selain mereka juga  senang belajar.
Kalo bayi jawa? Nguik---nguik- ---

Jadi,,,jadi, ,,jadi gak mungkin Allah gak adil. Allah menganugerahkan kepada kita  
kesamaan kecerdasan, tetapi pada akhirnya yang membedakan kita semua  
adalah usaha yang kita lakukan dengan penuh komitmen.
Aku,kamu,  
dan mereka yang sedang mempersiapkan kepergian ke luar negeri,  
sama-sama selalu belajar giat. Tapi benarkah sama? Yakin?
>
Siapa tahu waktu belajar sama (2 jam misalnya) tapi ada yang 1 jam ngelamun, ada yang 1 menit ngelamun, dan sebagainya. Itupun ketika kita membaca  materi, ada yang membaca dengan penuh kesabaran, ada yang membaca 
dengan  ikhlas, ada yang membaca karena sangat ingin tahu, ada juga yang membaca karena kepepet, da yang membaca karena beban harus dapat 
nilai  A, dan sebagainya.

Begitu pun dalam doa, ada  
yang ingin meraih sesuatu karena ingin memberikan yang terbaik untuk  
orang lain, ada juga yang ingin meraih sesuatu karena ingin menunjukkan  eksistensi di depan public dan sebagainya. Wallahualam
Intinya,  
apapun yang kita kerjakan antara seorang yang satu dengan lainnya pasti  berbeda. Bila kita gagal memperoleh sesuatu, bukan karena takdir  
menghendaki demikian, tapi pasti ada yang salah pada apa yang kita  
kerjakan.
aq tidak tahu pasti, tapi setidaknya niat itu motivasi tidak tertandingi.

Untuk berkarya, masih terlintang banyak jalan. Nyerah sekarang, rugi di masa depan. Berusaha sekarang, untung di masa depan. Makin banyak belajar,  makin tahu apa-apa yang termasuk komponen negative dan positif. Sikap  
kebijaksanaan akan mengutamakan komponen-komponen positif tersebut  
>sehingga diperoleh sutau karya luar biasa. Yakin deh.

Pphuff…pengalaman berkarya bersama beberapa orang membuat koleksi pengetahuanku semakin bertambah.

Kasus 1.
Sebuah tim terdiri dari beberapa orang yang sangat bersemangat. Pengen pergi  ke jepang, misalnya. Akhirnya diputuskan untuk ikut kontes perlombaan  
ilmiah, misalnya. Dipilih tema dan berjalanlah kegiatan tulis menulis.
Pada akhirnya, ada yang banyak alasan sehingga tidak sempat memberi  
kontribusi banyak dalam penulisan, terlupakan begitu saja. Alih-alih  
yang paling parah, ketika diskusi kelompok, ketiga orang ini malah  
sedang mengerjakan pekerjaan pribadi masing-masing dan berusaha saling  
memberikan kesempatan teman lainnya untuk menulis pendahuluan, tinpus,  
dst.

Anehnya, setiap kali 3 orang itu bertemu,  
seolah-olah semangat selalu ada. Namun, mungkin sepertinya saling  
mengandalkan. Alhasil, gagallah pergi ke jepang.
Aku tahu teman, kenapa hal itu terjadi.
Karena orientasi…!!!!

Orientasi mereka ingin pergi ke jepang, just it, no more. Jadi, sewaktu  
mengerjakan paper saling mengandalkan orang lain, husnudzon pada teman  
untuk mengerjakan paper. Karena kita sedang merasa sibuk oleh kegiatan  
organisasi dan akademik. Sumpe lo???Cuma kamu yang sibuk???
>
Nah, itu loh perasaan selalu paling sibuk sehingga menghambatnya untuk  
berkarya. Padahal, kita tahu bahwa kejahatan yang terorganisir akan  
mengalahkan kebaikan sekalipun. Andai setiap orang merasa saling  
memiliki dan saling ingin berbagi, insya Allah akan menjadi keberkahan  
yang luar biasa.

Kasus 2.
Aku  
pernah satu tim sama temen-temen yang aku rasa mereka tidak punya  
harapan lain ikut kompetisi selain ingin coba-coba. Coba-coba menerapkan ilmu yang diperoleh. Kalau menang, ya syukur Alhamdulillah, kalau  
kalah, merasa senang karena telah berusaha mencoba.

Aku pernah merasakan energy ikhlas yang dahsyat itu. Aku pernah merasakannya hingga piala tinggi berada di tangan kami.

Pada kasus 1 dan kasus 2 jelas terdapat perbedaan. Kasus pertama adalah  
kelompok yang sssuuuaanngat ingin memperoleh kemenangan. Sementara kasus 2 adalah kelompok yang mengutamakan keihklasan.
Seperti  orang 
yang sangat ingin punya uang banyak untuk berlibur ke Amerika dan  orang yang ingin punya banyak Uang untuk bisa berzakat lebih banyak.  Mereka 
sama-sama menjadi pengajar. Tapi niat yang membedakan mereka.  Memang 
tak mustahil dengan mengajar akan pergi ke Amerika. Tapi jadinya  tidak 
focus mengajar. Dia akan cenderung pilih-pilih job yang  menguntungkan. 
Capek lah.

Sementara yang  ikhlas, belum apa-apa saja 
sudah merasa tenang. Ngajar jadi bisa lebih  focus. Akhirnya mungkin 
karena suatu kondisi, akhirnya dia bisa pergi ke  amerika. Kelihatan 
menghayal ya???may be. Tapi aku selalu percaya  kekuatan keikhlasan.

Ah, teman-teman aku bosan mendengar keluhan tentang kekalahan. Ayo dunk  
diiringi dengan perbaikan semangat dan KOMITMEN…..KOMITMEN. katakana  
dulu di awal untuk hal-hal yang tidak mungkin disanggupi daripada  
memaksakan diri. Tapi tidak pernah memaksakan diri itu adalah sifat  
manja. Biasanya kisah hidup anak manja berakhir tragis bukan? Karena  
kalau di cerpen-cerpennya bobo, Cuma anak mandiri yang bisa nikah ma  
pangeran.
Begitulah.

Wassalamu’alaikum wr wb


## surat ini saya terima dari kaka kelas beberapa tahun yang lalu
## thanks buat kakak yang sudah memberikan nasihat berharganya


Buat temen2 yang mau berprestasi... biar prestasinya kecatet ama malaikat sebagai amalan sholih, nih ada triknya:
1. Ikhlasunniyat harus mengiringi kita mulai dari awal berkarya hingga kesudahannya...
2. Kejar apa yang sudah diazamkan dengan "jiddiyatul 'amal"...
3. Iringi dengan doa dan tawakal...

Masalah hasil mah urusan Allah SWT..
Allah akan memberikan apa2 yang terbaik untuk kita, bukan apa2 yang kita inginkan..
Yakinlah kalo "semua kan indah pada waktunya"..
Nah... Agar waktu indah itu semakin mendekati kita, "planning" harus ttp kita kedepankan..
AYO..AYO.. DITUNGGU PRESTASI TERBAIKNYA...
PRESTASI MELIMPAH... PAHALA MELIMPAH.. INSYA ALLAH...

Mungkin ada benarnya, mari kita renungkan bersama.