Sabtu, 15 Juni 2013

Merried? So what?


Jika ditanya usia berapa pantas dikatakan siap menikah?

Usia bukan penentu siap atau belumnya. Usia 24 tahun tapi kepribadiannya seperti usia 7 tahun, juga dikatakan belum siap menikah. Kita berkaca pada ibunda Aisyah yang menikah dengan Rasulullah pada usia 9 tahun. Namun pernikahannya diberkahi dengan bukti banyaknya hadits Rasul yang diriwayatkan oleh Aisyah.

Lalu kepribadian macam apa untuk dikatakan siap menikah?
Apakah jika sudah memiliki rekening pribadi?
Apakah jika sudah memiliki mobil pribadi?
Bukan, sekali-kali bukan.  Menikah dilihat dari tujuannya.

Benar tapi tidak tepat dengan tujuan disebut tidak tepat.. Tepat menikah sama dengan tepat pada tujuan. Harus jujur pada diri sendiri apakah diri ini sudah siap atau belum untuk menikah. Jika seorang akhwat menikah pada saat yang belum tepat, maka di kehidupannya akan banyak menemukan beban. Bahkan mungkin sekali akan membebankan ikhwan yang sudah siap.

Lalu apa sih tujuan dari menikah? SAKINAH, MAWADDAH dan RAHMAH (Q.S. Rum:21)
Bukan mereka yang harus masuk ke dunia kita. Terima mereka apa adanya. Itu salah satu kriteria kepribadian yang siap menikah. Tidak usah memikirkan nanti menikah dengan siapa. Tapi fokus untuk memperbaiki diri.

1.       SAKINAH
Pribadi yang tenang adalah pribadi yang mampu menenangkan orang lain. Mendengar nama kita saja sudah merasa tenang. Ibarat saat kita ingat nama Allah saja, dapat membuat tenang. Jika kedua pihak berkripadian tenang, masalah bisa dihadapi dengna tenang pula. Apa yang menyebabkan tenang?
Tidak menjadikan dunia sebagai orientasi. Sebuah persahabatan yang disebabkan karena keinginan dunia, bisa dipastikan persahabatan jauh dari ketenangan. Banyak kecewanya. Menkha jika mengharapkan wajahnya, warna kulitnya, dan sebagainya berarti bisa disimpulkan bahwa ia belum siap menikah. Melainkan ia jatuh cinta pada nafsunya.

2.       MAWADDAH
Cinta. Beda istilah dengan Mahabbah. Mahabbah bermakna ada unsur yang menyebabkan timbulnya cinta terhadap apa yang dicintai, bisa berupa materi lahir.
Sedangkan Mawaddah tidak berasal dari unsur manusiawi. Bermakna cinta kita kepada seseorang yang menyebabkan orang yang kita cintai bisa melabuhkan cintanya pada Allah SWT.  Cinta bukan berdasar ketertarikan  fisik, tapi justru cinta itu dapat mendekatkan diri pada Allah

3.       RAHMAH (kasih sayang)
Siapa pribadi yang penuh kasih sayang? Pribadi yang melihat kekurangan orang lain sebagai kesempatan baginya untuk melebihkan yang lain. Belajar sifat Allah yang memiliki sifat kasih sayang. Kebencian Allah memiliki makna untuk memperbaiki yang dibencinya.  Allah, dalam bencinya saja mengandung kasih sayang agar orang tersebut lebih baik sangat kuat kasih sayangnya. Istri yang penuh Rahmah tidak akan mengeluh pada kekurangan yang terdapat pada suaminya. Akhwat yang dikaruniai kecantikannya akan memberikan kecantikannya dengan bersedia menikah dengan ikhwan yang berfisik biasa saja. Sekali lagi, sebuah pernikahan bukan bergantung pada siapa pendampingnya. Melainkan pada kepribadian dirinya endiri.

Jadilah diri yang apa adanya kemudian pasrah atas ketentuanNya.

#Nasihat untuk diri sendiri dan orang lain

Glosarium: 
ikhwan: dalam konteks ini, ikhwan bermakna laki-laki, pria, doi, dan sejenisnya. Bahasa asalnya akhi yang berarti saudara laki-laki. 
Akhwat: dalam konteks ini bermakna perempuan, atau wanita. Beberapa orang memaknai sebagai wanita yang menjaga auratnya, shalihah. 

Tidak ada komentar: