Jumat, 24 Mei 2013

Kriteria Akhwat Siap Dinikahi


Siap menikah bukan berarti siap dinikahi. Semua akhwat bisa saja beranggapan bahwa dirinya siap menikah namun sebenarnya dalam dirinya belum siap dinikahi. Umur pun bukan jadi patokan bahwa akhwat tersebut siap dinikahi. Yang dibutuhkan adalah    -Dewasa- Tidak secara fisik. Tapi secara psikis, perilaku, stabil secara emosi. siapa yang mau menikah dengan anak kecil? Gak ada.

Berikut kriteria Akhwat yang sudah siap dinikahi (menurut orang lain):

1. Kalo disinggung tentang pernikahan secara umum wajahnya menjadi serius. Ia sadar bahwa memasuki pernikahan itu, dunia menjadi lebih berat atas apa yang dia jalani selama ini. Orang yang masih tidak serius menanggapi pernikahan ibarat anak kecil yang akan diajak rihlah oleh orang tuanya. Coba dibayangkan, orang tua (dewasa) yang akan mengajak anaknya rihlah justru repot menyiapkan perbekalan yang akan dibawa. Sedangkan anaknya? Santai, senang-senang saja.

2. Track Record hidupnya terbukti bermanfaat untuk banyak orang. Ia lebih suka mendahulukan kepentingan orang lain daripada dirinya. Mandiri. Orang lain merasa aman jika ada dekat dengannya.

3.  Yang menginginkan ia jadi istrinya banyak. Bukan karena lahiriahnya.Jika laki-laki ingin menikahinya karena ‘cantik lahir’nya, belum tentu si akhwat itu sudah siap menikah. Akhwat yang siap dinikahi matang dalam hal ilmu. Ia diibaratkan dengan durian yang matang dipinggir jalan. Banyak yang menginginkan untuk dipetik, jaminan rasanya manis. Tidak hanya satu yang menginginkan. Beda halnya dengan buah yang masih mentah, kulit hijau, namun bentuknya bagus, simetris. Adakah yang mau memetiknya? Dengan resiko perutnya bisa melilit atau keras jika memakannya. Laki-laki yang menginginkan akhwat yang sudah “matang” ini berarti juga sudah matang. Maka jika keluarga terbentuk dari dua sosok ayng sudah siap, maka maghligai keluarga samara bisa terbentuk.

Tipe-tipe akhwat:
1.  Seperti durian matang yang menampakkan warna dan baunya. Durian ini siap dinikahi. Kebermanfaatannya sudah terasa di banyak orang.
2.  Akhwat yang suka menunjukkan duri-durinya. Hingga durinya membuat orang tidak tertarik. Namun di dalam dirinya terdapat buah yang sangat manis dan lembut. Hanya orang tertentu yang bisa mengenali kematangannya.

  
Peristiwa lainnya:
Ikhwan yang sudah siap menikah mendapat istri yang tidak siap dinikahi. Masalah akan muncul di awal. Dan itu tidak menjadi masalah jika si ikhwan mengerti karena dia lebih siap menikah. Si ikhwan bisa lebih pengertian menghadapi sikap istrinya.
Namun sejatinya bukan berpikir agar ikhwan mana yang menikahi saya tapi berpikirlah bagaimana caranya agar saya siap dinikahi. Yang paling ideal adalah, keduanya siap menikah dan dinikahi.

Tanya jawab:
Jika ditanya atau dilamar, jangan memberi jawaban belum siap. Katakan bahwa kita belum ada rencana. Ini jawaban yang lebih jelas. Atau jawaban lain yang lebih jelas, misal: maaf say asedang konsentrasi studi atau kerja. Karena, jika memberi jawaban belum siap, si ikhwan akan bersedia menunggu dan ikhwan yang mau menunggu berarti bukan suami yang ideal.

Tidak ada komentar: